Gelombang Protes di Bulukumba: Nelayan Situbaru Blokade Jalan, Isu Penyanderaan dan Upaya Penenangan Aparat
NEWS UJUNG BULU– Suasana panas menyelimuti Kabupaten Bulukumba Aksi protes yang dilakukan oleh puluhan nelayan dari Kelurahan Bintarore, Kecamatan Ujung Bulu, menyita perhatian publik. Massa yang berasal dari kelompok nelayan Situbaru ini melakukan blokade terhadap jalur provinsi, mengakibatkan terhambatnya arus lalu lintas dan menimbulkan kepanikan di kalangan warga. Aksi ini bukan tanpa alasan; mereka menolak keras penggunaan jaring tenggiri (jaring lingkar) yang dinilai merugikan nelayan tradisional setempat.
Aksi tidak berhenti di jalan provinsi. Massa kemudian bergerak menuju Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulukumba untuk menyuarakan tuntutan mereka. Situasi semakin mencekam ketika beredar kabar tentang dugaan penyanderaan nelayan Bulukumba oleh nelayan dari luar daerah. Isu ini seperti bensin yang menyulut amarah massa, memperkeruh situasi yang sudah tebal dengan ketegangan.
Respon Cepat Aparat Keamanan
Menghadapi eskalasi situasi, aparat kepolisian dari Polsek Ujung Bulu dan Polres Bulukumba bergerak cepat. Mereka diterjunkan untuk mengamankan lokasi dan mencegah terjadinya kerusuhan yang lebih besar. Upaya dialog pun dilakukan untuk meredakan emosi massa yang memblokade jalan.
Sementara itu, isu penyanderaan yang beredar ditanggapi sangat serius. Kapolres Bulukumba, AKBP Restu Wijayanto, segera mengkoordinasikan patroli laut gabungan yang melibatkan TNI, Polri, Dinas Perikanan, dan pemerintah setempat. Dengan menggunakan kapal perikanan, petugas menyisir perairan sekitar Situbaru untuk mencari kebenaran informasi tersebut.

Baca Juga: Polsek Ujung Bulu Gelar Patroli KRYD Malam Hari Tingkatkan Rasa Aman
Fakta di Lapangan: Tidak Ada Penyanderaan
Setelah melakukan patroli intensif, tim gabungan menemukan fakta yang berbeda dari isu yang berkembang. Mereka menemukan beberapa perahu nelayan yang ditinggalkan pemiliknya di tengah laut, bukan karena disandera, tetapi ditinggalkan saat terjadi kericuhan di laut. Seluruh perahu yang ditemukan kemudian diamankan ke tepi pantai untuk menghindari kerusakan atau hilang.
Kapolsek Ujung Bulu, AKP H. Amri, dengan tegas membantah isu penyanderaan. “Setelah kami lakukan patroli dan pemeriksaan, faktanya tidak ada penyanderaan. Yang terjadi adalah kesalahpahaman antar kelompok nelayan yang berujung pada perdebatan dan aksi saling lempar batu di tengah laut,” jelas AKP Amri dalam keterangan persnya. Ia menambahkan bahwa seluruh nelayan yang terlibat telah kembali dengan selamat ke darat menggunakan perahu mereka masing-masing.







